MARTAPURA,- Peringatan Haul Habib Ali bin Hasan Al-Habsyi ke 27 tahun 2022 digelar dikediaman Jalan Ahmad Yani No 20, Kelurahan Jawa, Martapura, Kabupaten Banjar, Sabtu (10/9/2022) malam.
Ratusan relawan dari berbagai instansi dan organisasi masyarakat ikut membantu kelancaran haul hingga berjalan lancar.
Peringatan haul yang dihadiri Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan wakilnya Habib Idrus Al Habsyie ini dibanjiri ribuan jemaah dan di awali dengan pembacaan maulid habsyie.
Al fakir mewakili pihak keluarga almarhum sampaikan terima kasih kepada ribuan jemaah yang berhadir serta kepada para habaib dengan harapan semakin berkah.
” Mudah-mudahan dengan hadirnya para juriat Rasulallah menambah keberkahan kita malam ini,” ucapnya.
Al fakir juga sampaikan terima kasih kepada Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan pejabat lainnya atas dukungan dan perhatian yang diberikan.
” Berkat umara, pemimpin yang baik acara menjadi lancar, hajat dunia jemaah akan mudah, dapat berkah dan semua hajat dikabulkan,” doanya.
Selain pembacaan maulid habsyie, haul ini juga di isi dengan lantunan ayat suci al quran, zikir, doa dan pembacaan manaqif almarhum
Dalam manaqifnya yang dibacakan oleh cucu almarhum menyebutkan, Habib Ali lahir di Hadramaut tahun 1894 dan menetap di Martapura sebagai habib sepuh.
Habib Ali hijrah lantaran saat itu keadaan di Hadramaut sedang susah dijajah oleh penjajah. Atas keadaan itu saudara-saudara beliau lebih dulu hijrah ke Indonesia.
Habib Ali hijrah ke Indonesia pada usia 20 tahun dengan segala upaya menghindari orang-orang komunis yang ada, dan tempat singgah awalnya di Batavia kemudian ke Martapura.
Beliau juga ikut andil berjuang pada masa penjajahan di Indonesia, dan pernah dipenjara oleh Belanda 1945, karena dianggap sebagai intelejen pejuang.
Almarhum dikaruniai 3 putra, dan pernikahan lainnya juga banyak dikaruniai anak.
Di Martapura beliau dituakan, mendukung dakwah dan majelis yang ada di Martapura dan Kalimantan Selatan. Adapun majelis yang beliau hadiri di Martapura adalah majelis Guru Seman Mulia atau Guru Padang, Majelis Zaini bin Abdul Gani atau Guru Sekumpul, majelis Guru Badrudin, Guru Zainal Ilmi, Guru Husin Qodri dan Guru Ramli di Keraton.
Beliau adalah seorang pedagang dipasar Martapura. Sosok seorang ayah dan kakek yang betanggung jawab, teliti, disiplin dan sangat menghargai waktu.
Habib Ali diberikan berkah dengan dipanjangkan umurnya hingga 102 tahun, diberikan kesehatan, penglihatan yang tajam dan tidak pakai kacamata saat membaca alquran.
Sebelum wafat, beliau tidak pernah keluar rumah, kecuali beli terpal dan tali yang nantinya digunakan untuk berteduh orang-orang yang menggali kuburnya.
Dua bulan sebelum wafat beliau jatuh sakit. Anak-anak berupaya untuk mendatangkan dokter namun ditolak oleh beliau dengan alasan sudah tua.
Beliau cuma berwasiat, dengan mengambil uang untuk diberikan kepada tukang gali kuburnya, uang tersebut diserahkan sebelum tukang gali melakukan pekerjaannya.
3 hari sebelum wafat, beliau tidak bicara lagi, meski bicara menggunakan bahasa arab, dan minta dibelikan pakaian bersih dan rapi. Guru Zaini yang menjenguk beliau didalam kamar dan tidak tahu apa yang dibicarakan. Ketika keluarb
kamar Guru Zaini berpesan kepada anak-anak agar Habib jangan ditinggalkan.
Almarhum meninggal dunia pada tahun 1996 di usia 102 tahun, tepatnya malam Rabu jam 2 pertengahan bulan safar, dan dihadapi oleh anak-anak dan istrinya.
Dipenghujung kegiatan haul disampaikan tausyiah oleh Habib Ahmad Jamal Ba’agil asal Malang. Dalam tausyiahnya Habib Jamal mengajak jemaah untuk bisa menjaga lisan, tidak menggibah dan mengadu domba orang lain. Gunakan lisan dengan baik seperti mengaji dan memberikan nasihat kepada orang lain.